<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35845115\x26blogName\x3dinfosinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-9021291211593276575', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Sunday, September 03, 2017

Gala Premiere Jembatan Pensil

InfoSinema - Jembatan Pensil menjelang penayangan reguler 7 September 2017 nanti, kembali mengadakan Press Screening dan Gala Premiere di Gandaria City, Jakarta Selatan.

Hadir crew film Ghandikavisual yang di produseri Tyas Abiyoga dan Executive Produser La Ode Haerun Ghowe di Warung Kita, Gandaria City.

Turut hadir pendukung film Jembatan Pensil, Didi Mulya, Kevin Julio, Alisia Rininta, Agung Saga, Andi Bersama, Meiam Belina dan Sutradara Hasto Broto.

Perjuangan anak-anak usia Sekolah Dasar di Kabupaten Muna (Inal, Nia, Aska, Yanti, dan Ondeng) untuk terus mendapatkan pendidikan di sebuah Sekolah Gratis yang dibangun oleh Pak Guru. Inal yang tuna netra dan Ondeng yang memiliki 'keterbelakangan', tetap bisa menikmati massa-massa sekolah dengan gembira walupun harus melalui perjalanan berliku untuk berangkat dan pulang sekolah. Aska, Nia dan Yanti juga tanpa mengeluh terus belajar dengan tetap membantu keluarganya berjualan. Mereka semakin senang ketika anak perempuan Pak Guru, yaitu Aida, datang dari Jakarta untuk turut membantu ayahnya mengajar mereka.

Persahabatan Mereka terus tumbuh tana melihat perbedaan. Ondeng, walaupun seringkali diganggu Attar yang jail, tetap memiliki hati tulus dan tidak merasa sakit hati. Kemampuan Ondeng menggamba sketsa menjadi kesibukan hari-harinya di dalam maupun di luar sekolah, dia selalu 'merekam' semua yang menjadi ketertarikannya dalam gambar sketsa, termasuk kehidupan ayahnya yang seorang nelayan dna jembatan rapuh yang selalu dilalui sahabat-sahabatnya. Cita-citanya adalah untuk membangun jembatan yang setiap hari dilalui sahabat-sahabatnya itu.

Ondeng sangat terpukul ketika harus kehilangan ayahnya yang mendapat musibah saat melaut. Gading nelayan muda yang selalu melaut bersama ayah Ondeng meras senasib dengan Ondeng dan Gading un berjanji utuk menjadi pengganti ayah Ondeng.

Ketika akhirnya jembatan rapuh itu rubuh saat keempat sahabat itu sedang menyeberang, tidak membuat semangat anak-anak itu pupus. Dengan bantuan Gading mereka tetap berjuang menyeberang sungai untuk berangkat sekolah. Ondeng terus memvisualisasikan jembatan yang ingin dibangunnya dalam gambar sketsa dan menabung uang yang didapat dari ayahnya untuk membangun jembatan.

Aida dan Gading pun mulai mengajak anak-anak untuk juga belajar dari alam, tidak hanya belajar dalam kelas saja. Anak-anak yang sehari-harinya sudah sangat dekat dengan alam, sangat menikmati pengalaman baru mereka dalam menuntut ilmu langsung ke alam.

Ketakutan dan pikiran Ondeng yang selalu teringat ayahnya dan ketakutannya setelah ditinggal ayahnya membuat Ondeg lepas kendali dan tidak menyadari bahayanya membawaa perahu sendiri ke laut.

Bagaiman akhirnya impian Ondeng untuk membangun jembatan untuk teman-temannya?

Siapa pun boleh bermumpi untuk dirinya atau pun orang lain, walaupun setiap orang memiliki kekurangan tapi tetap harus berupaya untuk mencapainya, baik sendiri maupun bersama-sama.

Sekilas Tentang Film 'Jembatan Pensil'

Film untuk keluarga yang mengambil lokasi di Sulawesi Tenggara ini, mengangkat tentang kehidupan anak-anak sekilah dalam perjuangannya untuk tetap terus belajar walaupun harus berjalan jauh dan melewati jembatan yang sudah rapuh. Bagaimana anak-anak yang secara fisik dan mental tidak sempurna pun tetap bisa terus mengenyam pendidikan, tidak hanya di dalam kelas tapi juga belajar langsung ke alam.

Film ini juga menampilkan karakter masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Muna dengan beberapa mata pencarian mereka sehari-hari sebagai penenun, yang diwakili oleh tokoh ibu Farida (Meriam Bellina),  sebagai nelayan, yang diwakili oleh tokoh Gading (Kevin Julio) dan Peternak Sapi, yang diwakili oleh tokoh Arman (Agung Saga).

Produksi: Grahandhika Visual
Produser Eksekutif: La Ode Haerun Ghowe
Produser: Tyas Abiyoga
Produser Pelaksana: Rahmat Suardi
Sutradara: Hasto Broto
Penulis Skenario: Exan Zen
Penata Kamera: Ilham Firdaus
Penata Artistik: Afriyas
Penata Kostum: Witha
Penata Rias: Ajeng
Penata Suara: Yogi Murti
Penata Musik: Anwar Fauzi
Penyunting Gambar: Ricardo Tinangon

Pemeran

Anak-anak
Didi Mulya sebagai Ondeng
Azka Marzuki sebagai Aska
Permata Jingga sebagai Yanti
Nayla D. Purnama sebagai Nia
Anggar Bayu sebagai Inal
Vickram Priyono sebagai Altar

Dewasa
Kevin Julio sebagai Gading
Meriam Bellina sebagai Ibu Farida
Andi Bersama sebagai Pak Guru
Alisia Rininta sebagai Aida
Agung Saga sebagai Arman
Deden Bagaskarak sebagai La Pamone
Roy Turaekhan sebagai Jaffar



Labels: , , , , , , ,