<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35845115\x26blogName\x3dinfosinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-9021291211593276575', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Wednesday, August 23, 2017

Jembatan Pensil

InfoSinema - Film Jembatan Pensil hari ini di putar perdana di Gedung Krida Bhakti, Sekretariat Negara RI, Jl. Veteran III No. 12, Jakarta Pusat.

Penayangan Film Jembatan Pensil yang ditayangkan ini di saksikan oleh kebanyakan Masyarakat Muna, karena pengambilan gambarnya di Kepulauan Muna Sulawesi Tenggara.

Produser Tyas Abiyoga mengajak Sutradara Hasto Broto dari Produksi Grahandhika Visual menggarap cerita yang ditulis Exra Zen yang menghadilkan kisah selama 91 menit ini dapat disaksikan Semua Umur.

Dua layar yang di sediakan penyelenggara menjadi bagian yang disaksikan cerita Drama yang dimainkan Permata Jingga, Kevin Julio, Meriam Belina, Andi Bersama, Alisia Rininta, Didi Mulya dan Azka Marzuqi.

Cerita Jembatan Pensil mengisahkan perjuangan anak-anak usia Sekolah Dasar (Inal, Nia, Aska, Yanti dan Ondeng) untuk terus mendapatkan pendidikan di sebuah Sekolah Gratis yang dibangun oleh Pak Guru. Inal yang tuna netra dan Ondeng yang memiliki ‘keterbelakangan’, tetap bisa menikmati masa-masa sekolah dengan gembira walaupun harus melalui perjalanan berliku untuk berangkat dan pulang sekolah.

Kemampuan Ondeng menggambar sketsa menjadi kesibukan hari-harinya di dalam maupun di luar sekolah, dia selalu ‘merekam’ semua yang menjadi ketertarikannya dalam gambar sketsa, termasuk kehidupan ayahnya yang seorang nelayan dan jembatan rapuh yang selalu dilalui sahabat-sahabatnya. Cita-citanya adalah untuk membangun jembatan yang setiap hari dilalui sahabat-sahabatnya itu. Ketika akhirnya jembatan rapuh itu rubuh saat keempat sahabat itu sedang menyeberang, tidak membuat semangat anak-anak itu pupus.

Ketakutan dan pikiran Ondeng yang selalu teringat ayahnya dan ketakutannya setelah ditinggal ayahnya membuat Ondeng lepas kendali dan tidak menyadari bahayanya membawa perahu sendiri ke laut.

Bagaimana akhirnya impian Ondeng untuk membangun jembatan untuk teman-temannya?


Labels: , , , , , ,