Menebarkan Semangat Basket Lewat Film Mata Dewa

Yusuf yang terbiasa membuat film olahraga sepakbola kini harus membuat film olahraga Basket, dan menulisnya bersama Oka Aurora.
Seperti diungakap Chelsea Agatha, Kenny Austin dan Brandon Salim yang memuji kemampuan Andibachtiar Yusuf mengarahkan para pemain dan mengambil angel-angel menarik dan detail dalam film Mata Dewa, pada saat press confrence dan menjelang gala premier di Plaza Senayan, Jakarta (1 Maret 2018)
Developmental Basketball League (DBL), sebuah liga basket pelajar terbaik dan terbesar di Indonesia, memiliki banyak cerita menarik dari setiap liga yang diselenggarakan. Liga basket tersebut telah diadakan sejak 2008 sampai saat ini dan telah diselenggarakan di 25 kota dari 22 Provinsi di Indonesia. Tak bisa dipungkiri bahwa DBL Indonesia telah berhasil menjadi 'kawah candradimuka' bagi para pemain basket di usia SMA.
Pada liga 2015 di provinsi Nusa Tenggara Timur ada satu tim basket dari SMA Regina Pacis Bajawa yang harus berjuang menempuh perjalanan laut selama 10 jam. Karena minimnya dana, mereka juga membawa bekal makanan sendiri dari kota Bajawa, Flores. Tim putri mereka sukses merebut gelar juara untuk daerah tersebut. Cerita lainnya adalah dua pemain DBL di Papua, Hengky Lakay dan Elias Henche Thesia, yang mengejar impiannya untuk bermain di liga DBL walau hanya dengan satu mata yang berfungsi. Perjuangan para pelajar untuk mengikuti liga DBL di setiap provinsi di Indonesia menginspirasi PT. Deteksi Basket Lintas Indonesia (DBL Indonesia) untuk membuat sebuah film basket pertama di Indonesia.
"99 persen pemain DBL tidak akan menjadi pemain basket profesional, tapi kami berharap mereka akan menjadi orang-orang yang profesional di bidang apa pun", ungkap Azrul Ananda selaku produser eksekutif dalam rilis yang dibagikan kepada media.
Sinema Imaji bekerja sama dengan DBL Indonesia dan Shanaya Film memproduksi film Mata-Dewa yang terinspirasi dari salah satu cerita pemain liga DBL. Film bergenre drama olah raga remaja ini dibintangi oleh Kenny Austin, Agatha Chelsea, Brandon Salim, Valerie Tifanka, Nino Fernande, Aryo Wahab, Dodit Mulyanto, dan penampilan khusus Augie Fantinus dan Udjo Projet Pop. Selain itu, Film ini juga melibatkan pemain basket dari Development Basketball League (DBL).
"Ini film yang menantang bagi aku. Karena setelah dua tahun aku gak main basket, sekarang harus berperan sebagai pemain basket yang jago di sekolahnya. Beradu akting dengan pemain basket DBL juga tantangan lain, karena stamina mereka luar biasa banyak dan aku harus bisa menyamakannya," ujay Kenny Austin dalam rilis yang sama.
Film yang mengambil lokasi shooting di Surabaya dan Jakarta ini mengajarkan banyak nilai positif kebersamaan, kerja keras, cinta dan semangat. "Film Mata Dewa tidak hanya untuk anak basket saja, tapi juga untuk penonton remaja umumnya dan dapat dinikmati bersama. Diharapkan setelah menonton film ini, para remaja Indonesia bisa terus mewujudkan cita-citanya walau banyak rintangan yang akan dihadapi, itu juga yang diajarkan dalam pertandingan basket,' ucap Avesina Soebli, produser.
Harapan yang sama juga diungkapkan oleh Imelda Budiman selaku produser eksekutif film ini. "Mata Dewa menarik untuk ditonton oleh anak muda dan keluarga. Selain terinspirasi dari kisah nyata, film ini juga memiliki pesan positif baik bagi remaja maupun orang tua, atas sikap pantang menyerah atas tantangan dalam kehidupan."
Dua lagu Bondan Prakoso yaitu berjudul "Menerjang Matahari' dan "Kau Tak Sendiri" menjadi soundtrack film ini. Dua lagu tersebut dirasa dapat mewarnai film Mata Dewa yang penuh gelora anak muda Indonesia.
Sebelum rilis, film ini mengadakan gala premiere di tiga kota besar, yaitu pada 1 Maret di Jakarta, 2 Maret di Yogyakarta, dan 3 Maret di Surabaya. Selain itu, kami juga melakukan roadshow ke beberapa kota yang menjadi kantong-kantoang DBL Indonesia seperti Bogor, Bandung, Lampung, Banjarmasin, Pekanbaru, dan Makasar.
Film Mata Dewa mulai tayang pada 8 Maret 2018 di bioskop-bioskop Indonesia.
Sinopsis Mata Dewa
Kenny Austin, Agatha Chelsea, Brandon Salim, Valerie Tifanka, Nino Fernandez, Ariyo Wahab, Dodit Mulyanto, Alfi Komika, Imelda E. Budiman, Kemal Noerjamal, Augie Fantinus, Udjo Project Pop, dan Pemain basket DBL Indonesia.
Siswa SMA dan pemain basket bernama Dewa (Kenny Austin) ingin membawa sekolahnya, SMA Wijaya, menjadi juara DBL untuk yang pertama kalinya. Dewa dan timnya dibantu oleh coach Miko (Nino Fernandez) untuk dapat menjuarai kompetisi tersebut.
Bumi (Brandon Salim) sebagai koordinator supporter berada di tribun penonton untuk memimpin dukungan teman-teman sekolahnya. Bening (Agatha Chelsea) sebagai jurnalis SMA Wijaya aktif mengikuti perjalanan tim basket SMA Wijaya. Sehingga Dewa yang semula angkuh pun hatinya luluh.
Petaka menimpa Dewa, saat menolong Bening dari penjambretan, mata kirinya dihajar preman yang mengakibatkan satu matanya tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga menghambat sebagai pemain basket tentunya. Dewa patah arang dan seorang mantan petinju kawakan (Ariyo Wahab) yang tinggal di seberang rumah susun pamannya (Dodit Mulyanto), membantu Dewa dari keterpurukan.
Terinspirasi dari kisah nyata. Tentang cinta dan semangat.
Film drama olahraga remaja ini mengisahkan tentang siswa dan pemain basket bernama Dewa (Kenny Austin) yang tinggal di rumqh susun dengan pamannya. Om Bowo Dodit Mulyanto). Dewa ingin membawa sekolahnya, SMA Wijaya, menjadi juara DBL untuk yang pertama kalinya. Dewa dan timnya harus berjuang sendiri karena mereka kalah prestasi dari tim voli maupun tim sepak bolanya.
Dalam musim pertama kompetisi Dewa begitu semangat hingga ia bermain terlalu egois, bahkan dalam suatu pertandingan, Dewa berselisih paham dengan Bumi (Brandon Salim). Alhasil mereka gagal, dan satu sama lain saling menyalakan. Kegagalan ini membuat pihak sekola memberikan peringatan kepada coach Miko (Nino Fernandez) dan tim basket wijaya, kalau gagal di musim berikutnya, tim basket akan dibubarkan.
Pada musim komapetisi berikutnya, Dewa dan timnya berjanji untuk bertanding lebih baik. Bumi kini berada di tribun penonton untuk memimpin dukungan teman-teman sekolahnya. Salah seorang wartawan sekolah, Bening (Chelsea Agatha), datang ke kehidupan Dewa dan aktif mendokumentasikan perjalanan tim basket SMA Wijaya dari pertandingan.
Petaka menimpa Dewa yang mengakibatkan ia kehilangan penglihatan di mata kirinya sehingga menghambat sebagai pemain basket. Dewa patah arang dengan nasib tim basketnya. Perjuangan tim basket SMA Wijaya dan Dewa untuk mengembalikan semangatnya untuk terus bertanding dan bangkit dari keterpurukan dibungkus dengan apik dalam film Mata Dewa.
Mengenai Sutradara Andibachtiar Yusuf
Andibachtiar Yusuf Siswo adalah seorang Sutradara film. Dia pernah membentuk jalur distribusinya sendiri ketika ia membuat film panjangnya mengenai kehidupan supporter sepak bola di Jakarta yang berjudul "Jakarta is Mine". Film-film Yusuf selanjutnya, yaitu The Jak, Romeo Juliet, The Conductor mendapatkan apresiasi sangat Baik dari penonton film Indonesia. Ia memulai karirnya di tahun 2003 melalui beberapa film pendek. Film dokumenter pendeknya dipilih sebagai Elemen Resmi dari Piala Dunia Sepakbola pada tahun 2006. Dua buah film dokumenter panjangnya yang berjudul The Jak (2007) dan The Condutors (2008) telah diputar di berbagai festival dan diantara penggemar sepakbola di seluruh dunia. Kemudian membesut film Romeo Juliet (2009) dan film "Hari Ini pasti Menang" (2013), dan film Garuda 19 (2014) Sebagai penulis skenario dan sutradara!.
Mengenai DBL
Developmental Basketball League (DBL) merupakan liga basket tingkat SMA sebagai wadah untuk mengembangkan talenta menjadi sosok atlet basket yang profesional dan sportif. Kompetisi ini menerapkan konsep student athlete, yang menempatkan pendidikan sekolah di atas segalanya. DBL Indonesia akan memilih tim, pemain dan pelatih terbaik di setiap kota untuk mendapatkan kesempatan berlatih bersama pelatih / tim basket internasional.
Mengenai Sinema Imaji
Sinema Imaji didirikan pada tahun 2016 oleh Tina Talisa dan Avesina Soebli. Didukung oleh tim yang berpengalaman di bidang media dan perfilman, Sinema Imaji memiliki misi untuk menghasilkan film-film bermutu yang dapat diapresiasi, baik di dalam maupun luar negeri. Saat ini sudah memproduksi film Hujan Bulan Juni tahun (2017) dan kali ini bekerja sama dengan DBL Indonesia dan Shanaya Films memproduksi film olahraga basket berjudul Mata Dewa.

Labels: andibachtiar yusuf, avesina soebil, azrul ananda, brandon salim, kenny austin, mata dewa, sinema imaji

<< Home